tag:blogger.com,1999:blog-18524563905049358912024-02-18T23:39:58.178-08:00Pendidikan di IndonesiaAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/17975733626102388651noreply@blogger.comBlogger1125tag:blogger.com,1999:blog-1852456390504935891.post-39681095412916360142013-01-17T18:08:00.002-08:002013-01-17T18:08:20.962-08:00<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0pc; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: inherit;"><i><span style="border: 1pt none windowtext; line-height: 150%; padding: 0pc;">Pendidikan di Indonesia</span></i><span style="line-height: 150%;"> <span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0pc; padding: 0pc;">memiliki beberapa polemik yang
sulit untuk diatasi dalm waktu. Berbagai masalah terjadi di dunia</span> </span><u><span style="border: 1pt none windowtext; font-family: inherit, serif; padding: 0pc;">pendidikan di Indonesia</span></u><span style="line-height: 150%;"> <span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0pc; padding: 0pc;">sangat memperihatinkan mengingat indonesia
merupakan negara berkembang yang sangat membutuhkan pendidikan yang baik dan
bisa bersaing di dunia internasional.</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 1pt none windowtext; font-family: inherit, serif; padding: 0pc;"><br />
</span><span style="line-height: 150%;"></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0pc; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: inherit;"><b><span style="border: 1pt none windowtext; line-height: 150%; padding: 0pc;">Pendidikan di Indonesia Mahal</span></b><span style="border: 1pt none windowtext; line-height: 150%; padding: 0pc;"><br />
Pepatah barat kaum kapitalis menyebutkan “tidak ada sarapan pagi yang
gratis”. Impian untuk dapat mengenyam pendidikan di PTN favorit seakan dihadang
ranjau yang membahayakan masa depannya.</span><span style="line-height: 150%;"> <span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0pc; padding: 0pc;"><br />
<br />
Pihak PTN berpikir bahwa kampus yang mereka kelola sangat marketable sehingga
merekapun mengikuti hukum ekonomi, “biaya tinggi mengikuti permintaan yang
naik”. Memang cukup dilematis, disatu sisi masyarakat dan negara selalu ingin
meningkatkan kemampuan atau kecerdasan penerus bangsanya tetapi secara
paradoks, masyarakat telah dibelenggu oleh</span> <span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0pc; padding: 0pc;"><span style="border: none; line-height: 150%;"><span style="border: none;">biaya pendidikan</span></span></span> <span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0pc; padding: 0pc;">yang mahal dan membuat seolah olah hanya kaum yang berduitlah yang
mampu menyekolahkan anaknya Meski secara resmi pembukaan pasar bebas bidang
pendidikan di Indonesia berlaku mulai tahun 2006 namun invasi pendidikan asing
yang berimplikasi pada meningkatnya biaya pendidikan sudah lama terasa. Memang
sebuah angka partisipasi pendidikan yang masih dibawah standar. Dan dengan
berbekal ini, pendidikan tinggi di Indonesia semakin mahal yang semakin
menjauhkan masyarakat menengah ke bawah dengan keinginan untuk menyekolahkan
anaknya di perguruan tinggi negeri favorit yang murah.</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0pc; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0pc; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: inherit;"><b><span style="border: 1pt none windowtext; line-height: 150%; padding: 0pc;">Pendidikan di Indonesia Tidak Terfokus</span></b><span style="border: 1pt none windowtext; line-height: 150%; padding: 0pc;"><br />
<span style="border: none; line-height: 150%;"><span style="border: none;"><a href="http://www.artikelbagus.com/2012/11/pendidikan-di-indonesia.html">Pendidikan di Indonesia</a></span></span></span><span style="line-height: 150%;"> <span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0pc; padding: 0pc;">selama ini terkesan tidak terfokus, ganti
menteri pendidikan maka ganti juga kurikulum dan sistem pendidikannya.
Pendidikan di Indonesia kurang membentuk kepribadian akademis (academic
personality) yang utuh. Kepribadian akademis sangat penting dimiliki oleh
pelaku pendidikan (anak didik dan pendidik) yang akan maupun yang sudah
menguasai ilmu pengetahuan. Kepribadian akademislah yang dapat membedakan
pelaku pendidikan dengan masyarakat umum lainnya. Diskusi yang bersifat dialog
jarang terjadi dalam</span> <span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0pc; padding: 0pc;"><span style="border: none; line-height: 150%;"><span style="border: none;">proses pendidikan</span></span></span> <span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0pc; padding: 0pc;">kita, bersuara kadangkala diartikan keributan yang dikaitkan
dengan tanda bahwa anak yang bersangkutan tidak disiplin atau bahkan dianggap
bodoh. </span></span><br /><br />
<span style="border: 1pt none windowtext; line-height: 150%; padding: 0pc;">Kondisi pendidikan utamanya di perguruan tinggi dewasa ini
terlihat kurang kondusif dan kurang konstruktif karena terjadi gejala sosial
yang kurang baik muncul dalam lingkungan kampus. Tampaknya pendidikan di
Indonesia belum sepenuhnya mampu mewujudkan watak dari ilmu pengetahuan yang
bersifat terbuka. Pada awalnya ilmu pengetahuan yang dihasilkan dari dunia
pendidikan berposisi untuk melakukan perlawanan terhadap mitos-mitos, seperti
perlawanan Socrates terhadap tradisi mitologi budaya Yunani kuno yang percaya
akan adanya dewa-dewi dan menganggapnya sebagai segala galanya. Guru merupakan
faktor yang penting dalam pendidikan, sebaik apapun sistem dan kurikulumnya
yang dibuat, jika tidak didukung oleh profesionalisme guru maka bisa dipastikan
hasilnya tidak maksimal. Undang-Undang tentang Guru dan Dosen yang telah
disahkan tidak secara cepat ditindaklanjuti oleh pemerintah. Ada sesuatu yang
krusial atas kompleknya permasalahan dalam dunia<strong> Pendidikan Di Indonesia </strong>dimana
anggaran pendidikan kita masih jauh dari anggaran yang digariskan yaitu 20% dari
APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) seperti disyaratkan oleh Undang
Undang Dasar kita. Sebagai gambaran saja, untuk tahun 2006 anggaran pendidikan
kita baru Rp 41,3 triliun atau sekitar 9,1% dari APBN, bahkan peningkatan
anggaran pendidikan yang diajukan oleh pemerintah untuk RAPBN 2007 sangat tidak
signifikan sekali yakni hanya menjadi Rp. 51,3 triliun atau sekitar 10,3 % dari
RAPBN. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0pc; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0pc; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: inherit;"><b><span style="border: 1pt none windowtext; line-height: 150%; padding: 0pc;">Pendidikan di Indonesia yang Membebaskan</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0pc; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="border: 1pt none windowtext; line-height: 150%; padding: 0pc;">Pikiran manusia dapat membuat kesadaran, kesadaran adalah
pengetahuan yang dibentuk oleh pikiran atau akal manusia. Karena itu kita akan
mengenang pikiran Rene Descartes yang mengatakan bahwa “aku berpikir, aku
sadar, maka aku ada” dengan demikian, kesadaran yang ada dalam pikiran itu
membuat kita memiliki pengetahuan. Kondisi<strong> Pendidikan Di Indonesia </strong>harus mulai
diarahkan kepada peningkatan kesadaran peserta didik dalam memandang objek yang
ada, peran pendidik yang sangat dominan dan otoriter harus dikurangi, peranan
pemerintahpun dalam “mengacak-acak” kurikulum harus dikaji secara cermat,
kalaupun itu harus dilakukan maka terlebih dahulu harus dilakukan penyerapan
aspirasi secara demokratis. </span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieMYTDwmOOfuekwPV41SFpJf9sqUMielZgFJ0bk6NWhMZ9JefMqNdrj0Ybd0mBefAxHYB1Sz8V_TfUepKIfLde4-XlkLxD1wofpSiXww_mE4Kc9qEuILxFyGLmHRanNvXYsh3Xbe87kvdb/s1600/Pendidikan+di+Indonesia.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Pendidikan di Indonesia" border="0" height="219" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieMYTDwmOOfuekwPV41SFpJf9sqUMielZgFJ0bk6NWhMZ9JefMqNdrj0Ybd0mBefAxHYB1Sz8V_TfUepKIfLde4-XlkLxD1wofpSiXww_mE4Kc9qEuILxFyGLmHRanNvXYsh3Xbe87kvdb/s320/Pendidikan+di+Indonesia.jpg" title="Pendidikan di Indonesia" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0pc; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 1pt none windowtext; line-height: 150%; padding: 0pc;"><span style="font-family: inherit;"><br />
Segenap komponen bangsa harus turut melakukan pembenahan sistem pendidikan di
Indonesia sehingga penciptaan kesadaran individu dalam rangka kebebasan
berpikir dan bertindak dengan mengedepankan etika dan norma di masyarakat dapat
diwujudkan, hal ini dapat dilakukan melalui pendidikan formal di bangku sekolah
dan juga <a href="http://www.artikelbagus.com/2012/11/pendidikan.html">pendidikan</a> non formal sebagai metode pendampingan masyarakat luas dalam
proses pendidikan bangsa yang harus terus dilakukan secara kontinyu, karena di
masa sekarang maupun di masa mendatang, seorang intelektual tidak hanya cukup
bergutat dengan ilmunya belaka namun realita sosial di masyarakat juga harus
menjadi objek pemikiran dalam dirinya. Dengan ketatnya persaingan dewasa ini,
arah<strong> Pendidikan Di Indonesia </strong>harus mampu berperan menyiapkan peserta didik
dalam konstelasi masyarakat global dan pada waktu yang sama, pendidikan juga
memiliki kewajiban untuk melestarikan national character dari bangsa Indonesia.</span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17975733626102388651noreply@blogger.com0